SUKIRTURAHIM - Lupakan Perbedaan Waktunya Bersalam salaman from abah's blog
Teriknya matahari di tengah perbatasan antara kota
Bogor dan Depok Cimanggis rupanya tidak menyurutkan para airsoft junkies
yang berjumlah 127 orang berkumpul dari belahan kota benar-benar niat
hadir untuk bisa mengikuti acara Sukirturahim yang di organize oleh Federasi Airsoft Indonesia. Terbukti dengan hadirnya team Raptor, C.A.T, Black Hawk, Marsoc, BlackSquad, Blade, Janur Kuning, Tandur, Solid Trooper, Black, Kocrot, Kopast, Frog Fighter, dan Wanted.
Mungkin judul Sukirturahim yang membuat teman-teman ini serasa enteng
mau menyempatkan hadir. Jadi mau sedikit cerita tentang arti
Sukirturahim (tolong koreksi yah kalo salah), mungkin banyak yang belum
familiar dengan kata sukir terutama diluar daerah jabodetabek-dung
(dung-bandung maksudna) Sukir adalah plesetan dari skirmish, asal
muasalnya sendiri kenapa jadi sukir saya juga tidak tahu yang pasti enak
aja melesetin skirmish jadi sukir. Nah, kembali lagi ke Sukirturahim.
Sukirturahim menurut jendral donny Hendaris adalah Sukir Tu Rahim
artinya Skirmish sambil Silaturahim. Cukup unik, karena inti dari acara
ini memang Silaturahmi. Sementara biasanya acara-acara skirmish
menggunakan judul-judul sangar seperti di film perang teman-teman FAI
ini malah berani menyuguhkan yang berbeda.
Acara Sukirturahim berlokasi di Kementerian
Kehutanan Unit Pusat Kearsipan Jalan Raya Jakarta - Bogor Km 37,2
Cimanggis Depok ini seperti biasa dimulai pukul 8.00 pagi, ngaret dikit
it's okelah dimulai dengan game pertama sukir dilahan percontohan hutan
yang cukup mewakili nuansa perang hutan. Penyelenggara sengaja membuat
skenario Death match agar peserta dapat beradaptasi mengenali medan
adapun kontur dan tumbuhannya memang asik untuk pecinta jungle warfare
di lokasi ini.
Demi menjaga mental para prajurit plastik
pastinya perlu dikasih amunisi nasi kotak pada jam makan siang. Lalu
dilanjut game skenario ke dua TOA HUNTER. Serem betul judulnya. Game
kedua ini meggunakan sistem re-spawn dengan misi merebut toa lawan yang
dibawa oleh medic. Setiap peserta yang terkena Hit dapat hidup kembali
jika menyentuh medic. Namun sebaliknya medic tidak dapat dihidupkan
kembali jika terkena hit. Dan team yang berhasil merebut toa dan
membunyikan sirene maka team tersebutlah pemenangnya. Suasana hutan yang
biasanya sepi tiba-tiba jadi meriah dengan suara roof AEG dan teriakan
pemain.
Berbeda dengan skirmish di samping hutan dengan
lokasi terpisah suasananya malah hening, memang itulah yang dibutuhkan
para penembak jitu kelas Sniper Alley. Pesertanya pun tidak begitu
banyak terdiri dari perwakilan team Banditos, Marsoc, K.A.C, C.A.T, dan
Blade. Lalu dilanjut seru-seruan Sukirturahim dengan kompetisi Shoot Off
di tengah lapangan.
Sniper Alley
Shoot Off
Disela acara Shoot off hadir
pula bapak-bapak dari KONI dan Polri turut meninjau acara ini sambil
beramah tamah dengan para airsofter. Semoga dengan hadirnya para tokoh
ini dapat memberikan nilai positif demi kemajuan komunitas airsofter di
tanah air.
Akhirnya, acara ini tidak sekedar memompa adrenaline
dan menghamburkan BB, kegiatan bakti sosialpun tidak luput untuk
membantu sesama dengan memberikan santunan kepada yatim piatu.
Diharapkan dengan kegiatan positif ini airsofter disetiap acaranya tidak
hanya meninggalkan BB yang berserakan namun dapat memberikan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat sekitarnya.
Indonesian Reenactors, Pereka Ulang Sejarah from base's blog
BERANGKAT dari kesukaan terhadap sejarah Perang Dunia (PD) II membuat sekumpulan orang mendirikan sebuah komunitas Indonesian Reenactors (IDR).
‘Embrio’ itu muncul sejak tahun 1990-an ditandai dengan berdirinya
berbagai forum diskusi. Mereka juga kerap berkomunikasi melalui telepon
maupun facebook sehingga sepakat mendirikan IDR.
IDR resmi berdiri 17 Agustus 2009 lalu di Cijantung saat
acara Indonesian Airsoft berlangsung. “Berdasarkan defenisi, reenacment
adalah reka ulang kejadian tertentu. Kami mereka ulang peristiwa
sejarah,” ujar Wakil Ketua IDR Dani Gunawan kepada TNOL di Casablanca, Kamis (14/10).
Setelah resmi berdiri, kepengurusan pun ‘diformat’ agar
kegiatan berjalan dengan baik dan jelas. Saat pembentukan, komunitas
hanya berangkotakan 30an orang. Sementara di facebook sudah tercantum
1270 orang dari seluruh Indonesia. Profesi mereka beragam mulai dari
anak-anak sekolah yang duduk di bangku sekolah menengah pertama sampai
veteran ikut bergabung.
Selama berdiri, banyak yang menganggap komunitas ini
kumpulan penyuka pakaian-pakaian perang. Padahal, mereka merupakan
gabungan dari empat elemen. Mulai dari penyuka sejarah, kolektor barang
sejarah, penyuka gaya-gaya militer dan penyuka air softer. Dengan
bergabung menjadi satu wadah, membuat mereka bisa saling sharing dan tak
malu menggunakan pakaian perang-perangan.
“Jika sendiri memakai baju perang akan terlihat aneh, kalau rame-rame tidak malu,” terang Dani.
Kegiatan IDR antara lain, kumpul bareng untuk menunjukkan
koleksi masing-masing. Kemudian menonton film-film yang mengandung
sejarah. Film-film nantinya mereka ulas bersama baik dari segi senjata
sampai detail pakaian-pakaian. Selanjutnya ada diskusi setiap satu bulan
sekali. Satu lagi, kegiatan IDR yang paling ditunggu-tunggu adalah reka
ulang peristiwa sejarah.
Reka ulang mereka lakukan setiap empat atau lima bulan
sekali dengan melibatkan anggota-anggota IDR di seluruh Indonesia.
Beberapa reka ulang peristiwa sejarah yang mereka lakukan adalah perang
antara Jerman dan pasukan sekutu, sipil war serta perang romawi. Mereka
lebih dominan melakukan reka ulang sejarah Eropa lantaran banyak
memiliki referensi.
Bahkan mereka telah membuat film dokumenter PD II antara
Jerman dengan sekutu bertajuk Volunteer. Reka ulang berlangsung di
Cibubur atau Studio Alam Depok. Kedepan mereka akan membuat film
dokumenter tentang perjuangan Jenderal Soedirman. “Kalau reka ulang
tentang perjuangan Indonesia ada spesialisasinya. Biasanya teman-teman
dari Surabaya dan Jakarta sering reka ulang PD II,” terang Dani.
Bagi mereka reka ulang bisa memahami sejarah secara fun
lantaran darisana dapat menggali berbagai hal semisal mengetahui latar
belakang peristiwa sejarah 10 November dan pembantaian kaum Yahudi oleh
Jerman. Aksesoris-aksesoris mereka peroleh setelah mendapatkan informasi
dari internet. Rata-rata mereka mendapatkan perlengkapan dari luar
negeri. Darisana memunculkan ide wirausaha IDR agar membuat repro
kostum-kostum perang.
Sedangkan aksesoris lain seperti helm dan botol air minum,
mereka tetap memburunya sampai ke luar negeri. Tak heran, botol air
minum dan helm merupakan koleksi termahal karena harganya mencapai Rp.
50 juta lebih.
Nah, tertarik bergabung dengan IDR dan ingin mengulang
sejarah, langsung aja daftar melalui FB atau datang langsung ke markas
IDR di Duren Sawit tanpa dipungut biaya. Markas mereka berada di Jalan
Selat Sunda VI Blok E8 No. 4. Komunitas ini terbuka bagi siapa saja,
asal menyukai sejarah dan bisa saling berkomunikasi dengan sesama
anggota.
Mengenal: DOUBLE WEAPON SYSTEM V.01 from abah's blog
Mungkin masih ada airsofter yang belum tau apa itu Double Weapon Systems yang saat ini namanya akan berubah menjadi Airsoft Systems Tactical Simulation (ASTS) dengan alasan olah raga kategori airsoft ini terus berkembang sesuai penjelasan rekan kita di forum khusus yang membahas masalah ini.
Artikel/blog yang saya buat ini sebenarnya hanya sebagai penekanan mengenai Peraturan & Ketentuan dalam DWS yang pastinya peraturan ini akan ada penambahan atau bahkan mungkin saja berubah sejalan dengan development yang konsisten dikerjakan rekan-rekan Kilo Sierra & Take Over. Selain itu konten dari artikel ini adalah berasal dari panduan bible DWS yang sudah tersebar luas buat teman-teman yang males baca pake format PDF ..hehehe.
Tujuan
DWS merupakan pengembangan dari permainan airsoft dengan menggunakan skenario yang diadaptasi dari cara melindungi diri, baik dalam skirmish maupun dalam dunia nyata. DWS membutuhkan kedisiplinan dalam bertindak secara tepat dan aman, agar tidak ada kesalahan-kesalahan dalam melakukan tindakan pada saat simulasi / permainan berlangsung. Di samping itu, DWS juga bertujuan agar airsofter merasa terbiasa menggunakan Primary Weapon maupun Secondary Weapon. Tujuan akhir DWS adalah mengasah kemampuan, keahlian, dan kedisiplinan dari perorangan ataupun kelompok dalam simulasi permainan Pertempuran Jarak Dekat (PJD/CQB).
Prinsip
DWS adalah sebuah permainan airsoft yang menerapkan fungsi dan dasar fundamental dari tactical dan practical airsoft. Selain itu pelaku DWS harus dapat menggunakan Primary Weapon (airsoft riffle) system dan Secondary Weapon (airsoft hand gun) system, secara bergantian (sesuai dengan ketentuan skenario yang telah ditentukan).
Peraturan
Empat dasar hukum keselamatan airsoftgun :
• Perlakukan airsoft seperti dalam keadaan selalu terisi.
• Jangan pernah mengarahkan airsoft kepada sesuatu yang tidak perlu ditembakkan.
• Selalu perhatikan sesuatu yang ada, baik di depan ataupun di belakang target.
• Selalu jauhkan jari dari trigger apabila tidak ingin menembak.
Keselamatan
• Pelindung mata (goggle / visor) adalah wajib digunakan didalam DWS.
• Wajib menggunakan alas kaki (sepatu).
• Muzzle airsoft selalu mengarah ke bawah apabila tidak sedang memeriksa sekeliling atau tidak dalam keadaan akan menembak.
• Perhatikan posisi teman / partner ketika simulasi / permainan DWS berlangsung.
Peralatan Penilaian
Peralatan penilaian yang diperlukan adalah sebuah stopwatch dan / atau timer stopper.
Course of Fire (CoF)
Perancangan stage harus mempertimbangkan arah tembak. Arah tembak tidak mengarah ke penonton, dan aman untuk peserta lainnya. Dengan mengacu kepada “mendekati kejadian nyata, dengan nilai fun dan tingkat keamanan yang baik”. Design blue print bisa menggunakan Goggle Sketchup atau menggunakan media lainnya, serta contoh blue print bisa / tidak diberikan kepada seluruh peserta sebelum pertandingan dimulai (tergantung dengan skenario yang akan dijalankan).
Perlengkapan Pemain
A. Arsenal
Primary Weapon System (Airsoft Rifle Spring/AEG/GBBR)
Dapat menggunakan Airsoft Rifle tipe apa saja baik Senapan Serbu, SMG, Shotgun ataupun Senapan Runduk (sniper) kecuali Machine Gun.
Dengan ketentuan:
1. Maksimum FPS yang di perbolehkan didalam DWS adalah 450 kaki per detik (FPS).
2. Pengukuran maksimum FPS dilakukan dengan menggunakan BB 0.2 gram.
Secondary Weapon System (Airsoft Handgun Spring/GBB/AEP)
Airsoft Hand Gun yang dapat digunakan adalah tipe standard dan tidak boleh menggunakan mode full automatic.
Dengan ketentuan:
1. Maksimum FPS yang diperbolehkan didalam DWS adalah 380 kaki per detik (FPS ).
2. Pengukuran maksimum FPS dilakukan dengan menggunakan BB 0.2 gram.
3. Panjang barrel maksimum adalah 5 inci.
catatan :
• Didalam DWS, mode penembakan harus selalu pada posisi Single Fire.
• Jumlah Primary Weapon yang diperbolehkan untuk dibawa adalah 1 (Satu).
• Jumlah Secondary Weapon yang diperbolehkan untuk dibawa adalah 2 (Dua).
B. Pelindung Mata
Pelindung mata adalah keharusan untuk dimiliki oleh seluruh pelaku yang terlibat di dalam DWS. Pelindung mata bisa berupa visor (kaca mata) ataupun Goggle. Pelindung mata standard yang tidak terbuat dari kaca, namun terbuat dari bahan polymer, dan tidak mudah pecah / rusak (shattered proof).
C. BB (Bullet Ball)
Berat BB yang diperbolehkan untuk dipakai adalah :
• 0,20 gram 0,25 gram 0,28 gram
• 0,30 gram 0,35 gram 0,36 gram
Bahan BB terbuat dari plastik berdiameter 6mm dan “tidak terbuat dari bahan metal atau kaca” serta standard yang dipakai oleh airsoftgun.
D. Holster
Holster wajib digunakan dalam simulasi permainan DWS. Produk holster yang diperbolehkan adalah (Pinggang, Paha, Ankle), kecuali jenis IPSC Speed Holster dan Shoulder Holster / Holster Dada. Ketentuan Holster adalah sebagai berikut:
1. Menutupi trigger.
2. Aman (secondary airsoft handgun tidak mudah terlepas).
3. Penggunaan Speed Holster tidak diperbolehkan sama sekali didalam DWS.
contoh gambar holster
Jenis holster yang tidak diperbolehkan adalah IPSC Speed Holster dan Shoulder Holster/Holster Dada.
E. Alas kaki / Sepatu
Untuk alas kaki diwajibkan menggunakan sepatu yang mempunyai jenis sol sepatu yang tebal, dan tidak licin apabila dipergunakan di indoor ataupun outdoor yang menutupi jari, punggung serta tumit kaki.
Catatan
Field Marshal berhak menolak Shooter untuk melakukan DWS apabila alas kaki yang digunakan dianggap tidak memenuhi syarat.
Tipe-tipe sepatu yang disarankan adalah:
• Tactical boots
• Tactical sneakers
F. Sling
Penggunaan sling untuk rifle adalah wajib. Tipe sling boleh menggunakan berbagai macam model sling yang ada (penggunaan tipe one point sling sangat dianjurkan di dalam DWS).
G. Optik
Penggunaan optik hanya diperbolehkan pada tipe Primary Weapon (airsoft rifle Spring/AEG/GBBR) dan tidak dibenarkan menggunakan optik pada tipe Secondary Weapon (airsoft handgun Spring/GBB/AEP).
Primary:
Penggunaan semua varian optik diperbolehkan untuk digunakan didalam DWS.
Secondary:
Optik varian apapun tidak diperbolehkan untuk digunakan didalam DWS.
H. Weapon Lights & Laser Pointer
Penggunaan weapon light pada Primary Weapon dan Secondary Weapon sangat dianjurkan di dalam DWS course yang memiliki pencahayaan rendah. Laser pointer dapat dipergunakan pada kedua arsenal baik Primary Weapon maupun Secondary Weapon.
I. Ammo Count
Primary:
1. Ammo count maksimum adalah 30 BB.
2. Jumlah magazen maksimum yang diperbolehkan maksimum adalah 6 (enam) magazen.
Secondary:
1. Ammo count maksimum adalah 15 BB.
2. Jumlah magazen maksimum yang diperbolehkan maksimum adalah adalah 4 (empat) magazen.
J. Tactical Gears & Others
Penggunaan gears dan asesorisnya dapat dipergunakan di dalam permainan DWS ini, seperti BDU, Vest, Knee Pads, Elbow Pads, Glove, Helmet, serta atribut standar Military atau Law enforcement sesuai dengan impresi yang diingikan, tanpa mengabaikan masalah keamanan.
Catatan :
Tidak diperbolehkan menggunakan atribut Militer TNI atau Kepolisian RI.
Sistem Penilaian
Dasar-dasar PJD/CQB
Permainan simulasi Pertempuran Jarak Dekat atau disingkat PJD / CQB (Close Quarter Battle) merupakan inti dari penilaian DWS. Dimana pelaku airsoft menunjukkan kemampuan dan kedisiplinan dalam melakukan simulasi / permainan DWS tersebut.
A. Entry
Yang dimaksud dengan entry adalah memasuki suatu area simulasi / permainan. Entry dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Stealth Entry ; yaitu memasuki area simulasi dengan cara diam-diam.
2. Breach Entry ; yaitu memasuki area simulasi dengan cara yang lebih agresif.
B. Tactical Movement
Seni dalam bergerak secara teratur, sendiri maupun berkordinasi dengan tim / group.
C. Command
Penggunaan command atau perintah adalah untuk melakukan koordinasi sesama tim / group.
D. Penalties
Setiap shooter sebelum memulai course DWS, telah mendapatkan 250 poin. Setiap kali shooter gagal melakukan kriteria penilaian, poin inilah yang akan dikurangi. Kriteria penilian tersebut, adalah sebagai berikut:
1. Entry
2. Tactical Movement
3. Command
1. Entry
Entry adalah kegiatan dimana shooter memasuki pintu. Pembahasan mengenai entry telah dijelaskan didalam Basic Rules. Kegagalan melakukan Entry dan juga kesalahan memilih Entry akan dikurangi 25 poin.
2. Tactical Movement
Tactical movement adalah bagaimana shooter bergerak didalam course DWS baik pada kelas solo, double dan unit, termasuk didalamnya stacking, postioning dan sebagainya. Kegagalan dalam melakukan Tactical Movement akan dikurangi 25 poin.
3. Command
Command adalah bagaimana shooter memberikan perintah didalam course DWS (tidak berlaku pada kelas solo). Kegagalan tim dalam menerima serta menjalankan perintah akan dikurangi 25 poin.
Catatan:
1. Nilai target miss adalah -5 (minus 5).
2. Nilai target no shoot adalah -10 (minus 10).
3. Nila target di ambil 1 hit poin di badan dan 1 hit poin di kepala (tergantung skenario yang dijalankan).
Shooter dapat di diskualifikasi apabila:
1. Membahayakan orang lain, termasuk teman tim, dan penonton.
2. Dinilai oleh Safety Instructor mengabaikan keselamatan.
3. Menembak orang lain, termasuk teman tim, Chief Marshal, dan penonton. 4. Gagal menyelesaikan course DWS baik karena kegagalan peralatan shooter dan gagal menyelesaikan objektif.
Penyelesaian
Sistem penilaian terakhir dari DWS adalah bagaimana kita menyelesaikan objektif / tugas yang diminta, sesuai dengan skenario yang telah ditentukan :
A. Objektif
Tugas yang diminta merupakan implementasi dari keadaan di kehidupan nyata yaitu tugas penyelamatan dan sebagainya menurut ketentuan skenario.
B. Eksekusi
Mejatuhkan lawan (target) dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Kelas Pertandingan
A. Club / Tim
Solo
Terdiri dari satu orang dan diwajibkan untuk menyelesaikan skenario yang telah ditentukan.
Double
Terdiri dari dua orang dan diwajibkan untuk menyelesaikan skenario dengan sistem penilaian penuh PJD/ CQB (Pertempuran Jarak Dekat).
Unit
Terdiri dari empat sampai enam orang (tergantung skenario yang dijalankan) dan diwajibkan untuk menyelesaikan skenario dengan sistem penilaian penuh PJD/CQB (permainan simulasi Pertempuran Jarak Dekat).
Catatan :
Peserta yang sudah tergabung dalam 1 tim, tidak diperbolehkan tergabung dalam tim lainnya.
B. Non Club / Tim
Peserta didalam non club/tim adalah peserta bebas, yang tidak terkait kepada tim yang terdaftar. Kelas yang dapat diikuti peserta dari non club/tim hanya kelas solo.
Klasifikasi Pertandingan
Stage
Untuk sebuah pertandingan terdiri dari 3 model stage untuk mewakili setiap kelas pertandingan yang ada.
Re-Shoot
Hanya diberikan apabila terjadi kesalahan teknis, yang dilakukan oleh penyelenggara, dan atas keputusan RI (Range Instructor) dilapangan, serta disetujui oleh CM (Chief Marshal).
Organisasi
A. Shooter
Shooter adalah pemain DWS. Petembak atau shooter yang terlibat didalam DWS diwajibkan membaca buku “PERATURAN SERTA KETENTUAN-KETENTUAN DOUBLE WEAPON SYSTEM” dan mempelajarinya. Adapun yang harus dilakukan oleh shooter adalah:
1. Dasar CQB / PJD
Dasar CQB / PJD adalah fundamental yang harus dipahami oleh shooter DWS, termasuk didalamnya Entry, Tactical Movement dan Command.
2. Reload
Reload yang harus berlaku didalam DWS ada 3, yaitu:
a. Tactical Reload
Reload dengan cara tidak meninggalkan magazen yang telah dipakai. Biasanya masih ada BB tersisa di dalam magazen yang telah dipakai.
b. Speed Reload
Reload dengan meninggalkan magazen yang telah dipakai. Reload ini dilakukan ketika tidak ada lagi BB yang tersisa didalam magazen yang telah terpakai.
c. Mandatory Reload
Reload ini dilakukan disuatu titik yang telah ditentukan didalam course DWS. Reload ini tergantung dengan skenario yang sedang dimainkan.
3. Memahami Basic Rules dan RoE DWS
Shooter dianggap telah membaca dan memahami Basic Rules DWS serta RoE DWS.
4. Memahami dan Mengerti Aba-aba dari Instructor
Shooter harus memahami aba-aba dari instructor seperti load and make ready, unload and show clear, dan sebagainya.
B. Field Marshal
1. Range Instructor
Instructor memiliki tugas untuk memastikan shooter dalam menjalani course DWS. Instructor juga memberikan instruksi kepada shooter yang harus dipatuhi.
2. Safety Instructor
Safety Instructor memiliki tugas untuk memastikan bahwa keamanan tetap dijaga oleh shooter.
3. Chief Marshal
Tugas dari Chief Marshal adalah sebagai ketua penanggung jawab pertandingan secara keseluruhan dan wajib melaporkan kegiatannya kepada konseptor DWS. Chief Marshal dapat memberikan second opinion didalam DWS ketika terjadi konflik dan tidak bisa diselesaikan oleh Instructor.
C. Aba-Aba
1. Load and make ready
Shooter mempersiapkan arsenal, seperti mengisi Primary Weapon (airsoft rifle) dan Secondary Weapon (airsoft handgun).
2. Stand by
Shooter dianggap sudah siap melakukan DWS.
3. Beep / Go
Tanda shooter sudah boleh memulai course DWS.
4. (GBB & GBBR) Unload and show clear
Mengeluarkan magazen dan menunjukkan kepada instructor bahwa chamber telah kosong.
5. (Electric & Spring) lock, unload and empty chamber
Mengunci, membuka magazen, dan mengosongkan chamber.
6. (GBB / GBBR) Hammers down
Mengembalikan hammer ke dalam posisi tidak siap menembak dengan cara menarik trigger.
7. (Secondary) Holster
Memasukkan Secondary Weapon kedalam holster.
8. Trouble
Aba-aba ini diberikan oleh Instructor karena ada kesalahan yang dilakukan oleh shooter. Apabila aba-aba ini terlalu sering diberikan dan tidak diindahkan, maka shooter akan diberikan aba-aba untuk berhenti.
9. Safety
Aba-aba ini diberikan oleh safety instructor karena shooter tidak mengindahkan keselamatan baik shooter sendiri, field marshal, shooter lain, penonton dan lain-lain.
10. Stop
Ketika aba-aba ini diberikan, maka shooter dilarang atau tidak boleh bergerak dari posisi terakhirnya sampai diberikan aba-aba selanjutnya oleh field.
D. Sanksi
Double Weapon System adalah milik seluruh airsofter nusantara di Indonesia. Setiap airsofter diseluruh Indonesia diperbolehkan mengadakan kompetisi di setiap wilayah airsofter tersebut, dengan sebelumnya telah mendapatkan persetujuan dari konseptor DWS terlebih dahulu dan selanjutnya melaporkan kegiatan DWS tersebut kepada konseptor DWS.
E. Club
1. Orientasi
Setiap club terlebih dahulu mengetahui, serta mengerti dari konsep DWS itu sendiri, segala pengenalan airsoftgun itu sendiri wajib dilakukan oleh club-club yang tergabung dalam DWS.
2. Hubungan club dengan DWS
Setiap kegiatan kompetisi DWS wajib dilaporkan kepada Kilo Sierra dan TakeOver Airsoft sebagai konseptor. Konseptor tidak pernah memungut biaya apapun untuk club yang akan mengadakan kompetisi. Segala peraturan resmi hanya dapat dikeluarkan oleh konseptor, dan segala penyalahgunaan DWS, konseptor tidak bertanggung jawab didalamnya.
3. Menjalankan DWS di dalam club
Setiap club berhak menjalankan DWS dilingkungannya dan segala permasalahannya dapat diinformasikan kepada sekertariat DWS.
4. Pengembangan DWS
Dapat dikembangkan bersama-sama dengan klub airsoft yang terarik pada jenis permainan simulasi ini.
Bagaimana? menarik bukan untuk mencoba permainan yang satu ini :)
Airsoft Battleground Berkonsep Timur Tengah from base's blog
Sebagian airsofter pastinya sudah sering merasakan medan
pertempuran di timur tengah, tapi sayang itu hanya dirasakan di sebuah
permainan video game semacam Call of Duty Modern Warfare, Battlefield 3,
Soccom, dsb atau kita hanya bisa menonton
film perang yang lokasinya di timur tengah lalu membayangkan pertempuran
disana. Tapi saya yakin sih kalo beneran dikirim kesana pastinya pada kabur,
maklum namanya juga tentara narsis doang hehehe..
Racun-racun video games, film, berita, dan informasi lainnya
tentang peperangan ditimur tengah tersebut cukup membuat para airsofter sibuk
melengkapi gear dan airsoft mereka di sulap sedemikian rupa agar look and feel-nya mirip dengan para serdadu paman
Sam yang berjuang disana.
Memang sih meniru penampilan suatu kesatuan menjadi kepuasan tersendiri,
tapi alangkah serunya kalo BDU yang digunakan matching dengan lokasi
skirmish-nya juga dong.
Rupanya ada juga penyedia arena airsoft battleground khusus
skirmish yang berlokasi di Jakarta yang tidak tinggal diam melihat animo juga
untuk membawa imajinasi para airsofter ke kancah medan tempur ala timur
tengah. Salah satunya adalah BASE (Battleground for Airsoft gunner
in Special Environment). Dengan memanfaatkan lahan tak terpakai disebuah mall
seluas 90 x 75 meter persegi tersebut berlahan-lahan tapi pasti disulap menjadi
arena battleground dengan nuansa timur tengah. Tentunya tidak persis mirip
ditimur tengah namun lahan tersebut dibentuk dengan bangunan utuh menggunakan
bahan dasar hebel dengan tujuan yah minimal memberikan kesan bentuk yang sering
dijumpai pada bangunan di timur tengah. Setiap blok sengaja di desain khusus
menjadi tantangan tersendiri bagi airsofter untuk bertindak lebih strategis dan
mengutamakan kerjasama team agar tidak mudah dilumpuhkan musuh karena medan
tempur yang terdapat di BASE ini diperuntukan pertempuran jarak dekat.
Singkatan Battleground for Airsoft gunner in Special Environment bukan isapan jempol semata. Fasilitas yang disediakan bagi
penggemar skirmish CQB ini
menyediakan zona khusus safety zone yang menurut pengelola dalam jangka dekat
ini akan dibuat menjadi safety zone plus café demi kenyamanan pengguna. Dan
jangan kaget atau tersinggung jika anda ditegur pengelola karena hal kecil yang
berdampak besar seperti lupa melepas magz, posisi jari trigger on, dan
sebagainya tindakan teledor yang mengancam keselamatan ber-airsoft diluar
battle arena. Selain itu fasilitas dilengkapi meeting room khusus bagi
airsofter yang lebih serius membahas langkah untuk memajukan perkembangan hobby
airsoft di tanah air.
Dapat disimpulkan bahwa BASE tidak sekedar tempat airsofter
bermain simulasi tempur / skirmish namun merupakan sebuah wahana tempat para
airsofter mengekspresikan hobbynya, silaturahmi dan berkumpul bersama-sama
menciptakan airsoft menjadi lebih baik.
Berikut cuplikan video promo BASE
Bagaimana, tertarik untuk mencoba?
POINS SQUARE, Basement-3 Floor Lebak Bulus Jakarta Selatan
Follow base on twitter @baseregroup
Email: baseregroup@gmail.com